Hari Raya Idul Adha mengandung
makna kesediaan untuk berqurban sebagaimana yang ditunjukkan Nabi Ibrahim AS
dan Nabi Ismail AS. Qurban memiliki dua dimensi makna yang bersifat vertikal
dan horizontal. Makna vertikal merupakan wujud pendekatan diri kepada sang
Khaliq Allah SWT, sedangkan horizontal melambangkan keharusan manusia untuk membumikan
nilai-nilai itu dalam kehidupan nyata.
Kalau kita kaji makna filosofis
yang ada pada Idul Adha, kita dapati betapa Qurban merupakan hal yang sangat
mendasar dalam kehidupan. Kehidupan ini adalah jihad atau perjuangan (al
hayaatu jihaadun), sedangkan setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan.
Dengan demikian, sifat berkorban adalah sifat keharusan bagi setiap insan. Sehingga,
kesadaran untuk kembali kepada sifat ini merupakan suatu keharusan pula.
Dalam konteks waktu
pelaksanaannya, pada hari pelemparan Jummrah Aqabah yang dilakukan oleh
jemaah haji menunjukkan sebuah pengorbanan dalam melakukan perlawanan tanpa
akhir dengan musuh-musuh kita. Dengan demikian, perayaan Idul Adha juga berarti
suatu kesadaran sejati untuk melawan musuh-musuh manusia dalam kehidupan ini.
Dalam rangkaian Hari Raya Idul
Adha 1439 Hijriah BPS Kabupaten Wajo telah dilakukan penyembelihan hewan Qurban
pada Kamis 11 Djulhijjah 1439 H. Sebagai kegiatan yang pertama kali dilakukan
oleh BPS kabupaten Wajo, disembelih 1 ekor sapi dan 1 ekor kambing.
Kepala BPS Wajo Ir. Syahrir
menyampaikan bahwa ini merupakan awal dari sebuah niat baik kita, semoga tahun-tahun
berikutnya keterlibatan para ASN BPS Wajo semakin banyak lagi. Hal ini merupakan
wujud dari rasa syukur kita atas apa yang telah kita peroleh selama setahun
dari BPS tercinta.
.Kepala Seksi IPDS, Abdullah
Igo menyampaikan bahwa jika dihubungkan dengan kondisi kekinian, kesadaran
jiwa pengorbanan menjadi tuntutan yang begitu mendesak. Banyak masalah sosial
seperti kemiskinan, pengangguran, anak jalanan, dan kriminalitas adalah
realitas kehidupan yang membutuhkan pengorbanan untuk menghadapinya.
Semoga Idul Adha kali ini
menjadi semangat pengorbanan yang hakiki. Suatu semangat yang melandasi hidup
dan kehidupan kita menuju Ridha Ilahi, sekaligus menyinari
hati nurani kita untuk menengok kebesaran khalik dan realitas kehidupan di
sekitar kita.
|